8th Dec, 2017

Character Building : Agama (Katolik)

Pertemuan 3 ( Senin, 4 Desember 2017 19:00 19:30 )

Present : Sion Christian Felia, Wilson Johanes, Okie Hermanto, Alex Ferdinand, Gery Jayakusalo, Chendy Andriensa

Absent : –

Tiba waktunya kita wawancara dengan Romo Rudi. Dimana kita telah membuat perjanjian sebelumnya. Kami pun setelah kelas langsung berangkat menuju Sanggar Prathivi Building Pasar Baru, Sawah Besar, Jakarta Pusat.

Photo by Chendy Andriensa

Kita pun bertemu dengan Romo Rudi dan melakukan wawancara dengan script sebagai berikut :

*Penanya ( Wilson Johanes ) akan disimbolkan dengan Q dan Romo Rudi akan disimbolkan dengan A.

 

Q : Menurut pandangan Romo sendiri bagaimana perkembangan teknologi dan Sains di zaman sekarang ini?
A : Teknologi berkembang juga sebenarnya berjalan ke arah kristiani karena pengaruh penciptaan. Penciptaan kan suatu kreasi yang terus menerus, maka kalau kita liat konsep teknologi, demokrasi, dan semuanya, itu berasal dari paham dimana dunia itu di bangun untuk perbuatan baik. Penciptaan kan baik, kreasi juga baik. Karena dasarnya, dalam konteks iman kristiani, Allah pencipta yang berasal dari kitab kejadian. Maka dari sisi itu teknologi sebagai bagian dari proses dari penciptaan itu baik. Tinggal bagaimana teknologi itu semakin memanusiakan dan mendekatkan orang pada Allah, atau semakin menghancurkan orang dan membuat manusia diperalat oleh teknologi itu sendiri. Jika Teknologi itu bertujuan untuk memanusiakan manusia dan membuat manusia semakin sadar dirinya sebagai ciptaan Allah, maka kembali kepada konteks tadi. Orang yang sungguh-sungguh memikirkan Allah pasti memikirkan manusia, tetapi orang yang hanya memikirkan manusia belum tentu memikirkan Allah. Maka dari situ teknologi harus dikembangkan ke arah situ. Coba, saya masih mengalami tahun 91 saya masih mengalami komputer dengan floppy disk 4.5 inci, yang namanya hard disk 1 MB. Zaman itu sudah luar biasa karena dulu hanya 500 KB. Kalau dibayangkan tahun 90 saya sebagai frater dengan komputer yang besar itu. Lalu zaman saya tahun 91 sudah ada Hard disk tapi 1 MB itu dah luar biasa karena kita cuman 500KB sudah berapa puluh kalinya tuh dah bisa disimpan. Gunanya untuk ngetik file itu dah luar biasa untuk menyimpan itu. Lalu dilanjutkan dengan floppy disk yang 1 koma sekian MB itu. Lalu berkembang lagi floppy disk yang 1 MB lebih itu. lalu 90 sampai 95 sampai sekarang kira-kira 20 tahun. Dalam 20 tahun sekarang saya bisa menikmati semua file dengan smartphone. Kalau saya ngasih rekoleksi ngasih retret semua powerpoint, semua film semua taruh sini. Saya punya alat yang namanya projektor dengan wireless bluetooth HDMI. Sudah tinggal memancarkan dimana pun saya bisa. Jadi alat ini sebagai memudahkan kita untuk mendapatkan informasi. Tinggal bagaimana informasi yang kita sampaikan membuat orang semakin terbuka tentang Allah itu pilihan.

Q : kira- kira dari penjelasan yang romo sampaikan, Apa dampak teknologi sendiri terhadap kehidupan beragama seseorang?

A : Semua ada pada kita, kebebasan memilih. Contohnya kita menonton channel televisi, sederhanalah saya tunjukkan zamannya sebelum zaman 95 informasi itu kan sangat susah. Maka pendidikan itu kan sangat konvensional yaitu dari keluarga, orang tua contohnya soal pornografi. Dulu tahun 86 ngomong aja gak bisa karena orang tua tinggal menunjukkan jarinya saja. Sejak Perang berkurang maka mulailah ada pendidikan mulailah orang bisa sekolah maka pembinaan mulai dari rumah dan sekolah. Lalu orang berkembang disitu mulai belajar tentang banyak hal. Tetapi, waktu itu informasi bicara yang namanya porno itu masih tabu. Maka anak-anak nanya “pak bagaimana adik saya bisa lahir sih?”. Penjelasannya panjang, akhirnya tidak menyentuh tentang seksualitas. Tetapi saat teknologi masuk mulailah ada yang namanya publik, lalu majalah dan gambar-gambar. Orang mulai belajar dari keluarga, sekolah dan sosial. Pornografi itu semakin di ekspos. Zaman itu teknologi belum begitu berkembang, tetapi lewat buku dan majalah. Nah makin ke sini ke abad 19 ke atas. Sekarang dengan Teknologi ini akibatnya apa? Sekarang keluarga, sekolah, sosial dan internet. Anak- anak sekarang jangan ngomong soal porno, mereka bisa mencari sendiri dan anak-anak sekarang masih sangat kecil, tetapi sudah terisi oleh hal-hal yang belum saatnya. Itu pengaruhnya besar. Maka teknologi itu membuat anak-anak tidak bisa memikirkan karena sudah dikondisikan oleh berbagai macam orang yang gunakan teknologi. Sampai akhirnya anak-anak untuk hidup beragama menjadi susah. Soalnya mereka sudah terikat dengan pengaruh yang ditawarkan sampai tidak dapat lepas. Ada yang dampak teknologi kalau tidak kita atasi dengan sikap yang jelas, akan merusak sel-sel otak kita. Otak kita terganggu dengan gambar-gambar yang sebenarnya tidak sehat dan membuat anak-anak tidak berkembang. Kalau sudah penuh bagaimana bisa berpikir? Nah ini, dampak negatifnya bukan pada teknologinya, tetapi orang-orang yang menggunakan untuk merusak.

Q : Jadi apa sih respon Agama terhadap perkembangan teknologi dan sains?

A : Bapak Paus memberikan arahan yang sangat baik, sangat penting. Contohnya teknologi itu kan memudahkan orang mendapatkan informasi; Segala informasi itu sekarang semakin disimplekan oleh teknologi. Dengan alat yang sekecil ini kita bisa mendapatkan informasi di seluruh belahan dunia. Teknologi berkembang juga sebenarnya berjalan ke arah kristiani karena pengaruh penciptaan.

Q : Lalu bagaimana cara merespon untuk individu yang terlalu mementingkan teknologi sehingga ia lupa berdoa, bahkan sampai tidak percaya akan Tuhan?

A : Sebenarnya sederhana, pilihlah apa yang membuat anda berkembang. Kalau sudah merusak JANGAN. Karena sekarang semuanya ditentukan berdasarkan pilihan. Kalau kita memilih yang membuat saya berkembang dan tidak merusak, maka kita punya sikap untuk memilih. Maka penonton yang tidak gila, kan sekarang tentang uang saja, uang yang banyak sekali. Kalau orang sudah melihat atau terpacu gitu, kan berarti sudah terpengaruh. Para teroris, orang-orang yang punya kepentingan itu sengaja memberi-berikan semua informasi yang membuat orang panas. Kalau kita tidak pernah mengolah, lalu akan mengirim kemana-mana akan terbawa. Maka, bagaimana harus kita bersikap? Kita punya sesuatu yang kita perjuangkan secara rutin; Seperti berdoa, punya relasi dengan komunitas beriman, misalkan dari agama manapun masuklah dalam komunitas yang sungguh-sungguh. Saya punya banyak teman-teman saya dulu lama di jepang 18 tahun. Dulu waktu saya di Kobe, setiap bulan kita punya komunitas untuk sharing. Yang buddhist, hindu, shinto, semuanya dan menarik. Karena kita lalu bisa saling mengeluarkan ide masing-masing. Jadi penting komunitas. Kalau kita tidak punya komunitas, larinya ke hp, ke antah berantah. Baliklah ke komunitas, bangunlah komunitas yang sehat, dan hiduplah disana dengan baik. Apapun agamanya, bukan agamanya yang menentukan kita, yang beragama yang memilih.

Q : Kalau seperti itu kira-kira apa peran Agama sendiri dalam pencegahan dampak dari teknologi?

A : Agama itu adalah komunitas, dan itu adalah sosial. Agama itu berdasarkan pada pengalaman akan Tuhan. Pengalaman akan Tuhan itu sungguh yang namanya spiritual. Kita bisa mengalami perubahan itu. Ketika dirayakan dalam komunitas, dalam kelompok, tempat. Maka kita mengalami kegembiraan, kedamaian. Orang tidak bisa kita mengatakan agama, kalau hidup, mengarah kepada kehancuran. Karena Agama adalah kata yang mewakili bagaimana orang berelasi dengan Tuhan. Berelasi dengan Tuhan itu kata kuncinya membawa damai. Kalau dalam agama orang mengatakan “boleh mengizinkan penghancuran, boleh meniadakan yang lain”, disitu kita harus bersikap kritis. Karena kata “Agama” itu sekarang sudah disalahgunakan, terkontaminasi, dengan berbagi kepentingan. Maka orang yang beragama adalah orang yang cinta pada damai, cinta pada manusia, cinta pada kehidupan. Kalau orang beragama tidak mencintai kehidupan, itu berarti kita boleh bertanya “Apakah itu Agama yang membawa kepada Allah atau kepada manusia?”. Maka kalau Agama, pasti membawa kepada Allah, kepada Tuhan. Karena kita selalu mengarah kepada penciptaan tadi. Tuhan itu tidak pernah merusak. Ada cerita-cerita dalam kitab suci yang menghancurkan. Itu bukan Tuhan itu manusianya.

Photo by Sion Christian Felia

Dari wawancara diatas kita dapat mengetahui seberapa dekat dan terbukanya Romo Rudi terhadap perkembangan dari zaman ke zaman.

Pilihlah apa yang membuat anda berkembang. Kalau sudah merusak JANGAN. Karena sekarang semuanya ditentukan berdasarkan pilihan.

~ Robertus Bambang Rudianto

Leave a response

Your response:

Categories