10th Jun, 2017

CB : Kewarganegaraan – Lestarikan Lingkungan

 MARI LESTARIKAN LINGKUNGAN

Lokasi : Kedai Daur Ulang Pak Salam

Tim Character Building Binusian 2020

 

Survei

Kami melakukan survey ke kedai daur ulang pak Salam pada hari Kamis, 15 April 2017. Pada masa survey kami mengalami kendala dikarenakan sulitnya menemukan tempat ini. Sebenarnya tempat ini tidak terlalu terpencil. Akan tetapi karena bukan suatu tempat yang mewah dengan gerbang yang tinggi, maka kami agak kesulitan menemukannya.

Kami mencari dan mensurvei lokasi kedai daur ulang pak Salam sambil berbincang ringan pada sore hari. Berikut merupakan beberapa dokumentasi yang kami kumpulkan.

Gambar 1.1 Kedai Daur Ulang Pak Salam

Dok. Tim Character Building

Gambar 1.2 Papan Posyantek Pak Salam

 

Setelah kami berbincang ringan, kami pun segera menuju ke tempat kami masing-masing dan beristirahat. Ketika kami bertemu hari Selasa berikutnya, kami baru menyadari bahwa kami telah melakukan Human Error. Kami tidak mengambil foto kami sendiri saat disana.

Hari Pertama

Kunjungan pertama kami adalah pada hari Jumat, 21 April 2017. Kami berangkat menuju kedai Pak Salam pada pukul 13:00 siang setelah Rayhan menunaikan Shalat Jumat sesuai kepercayaannya.

Kunjungan kami ini adalah melakukan sesi interview dengan pak Salam. Berikut merupakan script percakapan kami :

Sesi Interview dilakukan oleh Ketua Kelompok, Sion yang akan disingkat menjadi Si dan Pak Salam yang selanjutnya akan disingkat menjadi Sl.

 

Si : Kalau boleh tanya nihh pak, melihat dari tuanya bangunan ini, sudah berdiri sejak kapan pak?

 

Sl : Tahun 1996 sudah berdiri.

 

Si : Lantas, sebelum beralih ke daur ulang, apa yang pak Salam lakukan sebelumnya?

 

Sl : Saya memang sudah aktif di LSM Lingkungan sejak tahun 80’an.

 

Si : Apa yang pada akhirnya menginspirasi bapak untuk membuat Kedai Daur Ulang ini?

 

Sl : Yang menginspirasi saya adalah kondisi lingkungan yang semakin rusak. Sehingga, saya memutuskan untuk membuka kedai daur ulang ini.

 

Si : Kalau saya boleh tau pak, jenis sampah apa saja yang diterima?

 

Sl : Hanya kertas saja.

 

Si : Biasanya sampah – sampah kertas itu dikirimkan atau mencari sendiri, pak?

 

Sl : Untuk sumber sampah, sudah bekerja sama dengan sekolah dan beberapa perusahaan.

 

Si : Berapa banyak, pak yang diterima? Per hari?

 

Sl : 200 kg – 2 kwintal. Tapi itu kan bisa antara 2 minggu – 1 bulanan

 

Si : Sampah kertas ini, selanjutnya dibuat jadi apa, pak?

 

Sl : Sampah kertas tersebut diolah menjadi alat tulis kantor lagi. Seperti tempat kertas kecil-kecil, tempat pensil, dsb.

 

Si : Kemudian, dijualnya kemana tuhh pak? Satuan atau satu paket lagi?

 

Sl : Satuan. Biasanya ke warung-warung gitu lahh.

 

Si : 1 nya paling murah berapa, pak?

 

Sl : Paling murah Rp. 12.500,- yang kotak kecil itu.

 

Kami hendak melihat proses daur ulangnya. Sayangnya, kami dating terlalu siang dan tidak memungkinkan bagi kami untuk melihat proses tersebut. Kami memutuskan untuk menjadwal ulang. Usai menginterview beliau, kami memutuskan untuk berbincang sejenak mengenai kesadaran anak-anak modern tentang lingkungan hidup.

 

Hari Kedua

Kami berhasil mendapat tanggal kunjungan kedua kami yaitu pada hari Jumat selanjutnya. Seperti informasi yang sebelumnya diberikan oleh pak Salam, bahwa proses pendauran adalah sekitar pukul 7 – 8 pagi, maka kami berangkat pagi-pagi sekali dengan menggunakan Go-Car yang dipesan oleh Rayhan. Kami tiba di tempat pak Salam sekitar pukul 7.25 pagi. Tepat waktu saat pak Salam akan memulai pendauran beserta beberapa anak buahnya. Pak Salam meminta kami untuk mendaur ulang beberapa kertas dan buku yang telah menanti untuk diolah.

Dok. Tim Character Building

Dok. Tim Character Building

Kami agak kesulitan dalam mengolah kertas-kertas tersebut karena belum terbiasa. Kami melihat bahwa sudah orang-orang pak Salam sudah bisa membuat jauh lebih banyak daripada kami. Pada akhirnya, kami berhasil mengolah setumpuk kertas menjadi bubur kertas dalam kisaran waktu sekitar 45 menit – 1 jam/2 buku sebagai perbandingan. Setelah berhasil membuat bubur kertas sebanyak 2 kali, kami merasa lelah dan akhirnya kami ijin pulang.

2 buku Cuma jadi seginii!!!!

Dok. Tim Character Building

 

 

Hari Ketiga

Sesungguhnya kami sudah tidak tahu harus berpartisipasi dalam hal apapun lagi. Namun, karena tanggung jawab kami sebagai mahasiswa, kami memutuskan untuk kembali mengunjungi pak Salam pada hari Rabu, 10 Mei 2017. Kami berangkat pada sekitar pukul 10 pagi agar tidak terlalu terjebak macet. Kami tiba sekitar 20 menit kemudian. Kami merasa tidak enak karena ternyata pak Salam sedang beristirahat dan istrinya membangunkan beliau. Sambil menunggu beliau bersiap, kami berbincang-bincang ringan. Tidak lama kemudian beliau keluar dan menyambut kami.

Kami diajak masuk kedalam kantor beliau sebelumnya dan tidak disangka, beliau menceritakan detail penghargaan yang diterimanya. Antara lain sebagai berikut :

Gambar 4.1 Penghargaan kepada pak Salam dari TKHI, 2009

Dok. Tim Character Building

Gambar 4.2 Penghargaan dari International Islamic School, 2008

Gambar 4.3 Penghargaan dari Walhi, 2005

Pak Salam mengajak kami untuk memindahkan beberapa kertas yang hampir kering ke lapangan yang lebih terbuka sambil menceritakan tentang penghargaan dari International Islamic School yang ia terima. Ternyata, sekolah tersebut merupakan salah satu penyumbang terbesar yang ia miliki. Berhubung itu adalah sekolah, sehingga banyak kertas yang digunakan baik untuk ujian, kelas seni, semua yang sudah berusia diatas 2 tahun selalu disumbangkan kepada pak Salam. Dan karena hasil olahan pak Salam banyak dibeli kembali oleh murid-murid sekolah tersebut, maka diputuskanlah untuk memberikan penghargaan kepada pak Salam. Setalah kami memindahkan kertas olahan yang hampir kering, kami diundang untuk masuk kedalam.

Tidak disangka-sangka, perbincangan kami berlangsung selama hampir 1 jam. Kami menyatakan beberapa poin ide yang pak Salam mau pertimbangkan antara lain :

  • Mendaur ulang lebih dari kertas
  • Mencari penyumbang untuk membantu ekonomi kedai daur ulang
  • Berkunjung ke sekolah-sekolah dan mensosialisasikan pendaur ulangan
  • Membawa kedai daur ulang ke sebuah level yang lebih tinggi

Setelah kami berbincang dan berbagi pengalaman, kami pamit pulang kepada pak Salam. Kami berpisah dengan Rayhan yang langsung menuju rumahnya, sementara yang lain kembali ke BINUS.

Hari Keempat

Pada hari Senin, 15 Mei 2017, Salah satu anggota kami, Rayhan, menyatakan bahwa dia dan ayahnya mau menyumbangkan kertas-kertas dan buku-buku yang sudah tidak terpakai kepada pak Salam. Tentu saja, kami menyambut baik ide ini. Kami segera meluncur ke tempat pak Salam sekitar pukul 13:00 siang setelah kami menyantap makan siang bersama ayah Rayhan. Kami tiba hampir pukul 14:00 dan kebetulan pak Salam tengah membersihkan kantornya.

Beliau menyambut kami dengan hangat dan menanyakan tujuan kunjugan kami. Kami mengutarakan tujuan kami dan disambut baik oleh pak Salam. Pak Salam dan ayah Rayhan juga berbincang beberapa lama sementara kami melihat-lihat kembali penghargaan-penghargaan pak Salam. Kami juga menyempatkan diri melihat kertas-kertas yang sedang dijemur untuk diolah keesokan harinya.

Kami kembali bertanya-tanya kepada beliau mengenai efek penggunaan kertas yang berlebihan. Seperti yang dikatakan beliau dan kami kutip, “Penggunaan kertas pada akhirnya hanya akan membunuh kita.” Beliau menjelaskan bahwa sekarang ini, bahkan kalangan atas masyarakat sama sekali tidak mempedulikan lingkungan. Semua hanya memikirkan kesenangan dan kesejahteraan sendiri. Sementara kertas terus diproduksi, mereka menebang hutan untuk membuka ladang sawit. Sedangkan kertas dibuat dari pohon. Beliau menyatakan bahwa sekarang sudah lebih dari 47% pepohonan diseluruh dunia hilang. Ternyata, beliau suka sekali menonton tayangan seperti National Geographic Channel yang sering menangkat topik lingkungan. Salah satunya adalah yang menyatakan bahwa tinggal tersisa Hutan Amazon sebagai pemroduksi 17% dari oksigen dunia. Dan tentunya sangatlah tidak cukup. Hutan hujan lainnya sudah berbentuk kecil-kecil dan hampir-hampir tidak cukup untuk manusia. Bahkan di Papua sekalipun.

Pada pukul 16:00, kami memutuskan untuk pamit.

 

Hari Kelima

Menikmati 2 pertemuan sebelumnya, kami kembali mengunjungi pak Salam pada hari Rabu, 24 Mei 2017. Tujuan kedatangan kami adalah mengantarkan kumpulan kertas pertama yang akan disumbangkan kepada pak Salam oleh ayah Rayhan. Masing-masing kami membawa sekitar 6kg kertas yang sudah diikat rapi. Kami berangkat pada pukul 13:00 sesudah kelas. Karena macet, kami tiba pada pukul 14:10. Kami memberikan 30kg kertas kepada pak Salam sebagai “tanda perjanjian awal” dari ayah Rayhan. Pak Salam segera menerima kertas-kertas tersebut saat kami tiba. Melihat kami penuh peluh, beliau membawakan kami minum. Kami merasa sangat tidak enak pada beliau. Dikarenakan pertimbangan akan kelas selanjutnya, kami kembali pada pukul 14:45 dengan beberapa cemilan yang dibingkiskan oleh pak Salam. Ia sangat berharap bahwa suatu hari, kami bias membawa perubahan yang baik untuk lingkungan. Ini adalah sesi terakhir kami bersama beliau dan kami sangat memaksakan diri untuk mengabadikannya.

Gambar 61. Sion, Alex, Okie, pak Salam, Gery, dan Rayhan (kiri-kanan)

Leave a response

Your response:

Categories